12/11/21

#77 Banyuwangi | Menua Bersama

meski Jarang bergandengan 
meski tak sering berpelukan 
meski tak lagi bicara cinta 

perjalanan kita telah separuhnya 
kita lalui kita tinggal menyelesaikan sisanya 
hinga purna kelak saat anak-anak telah sibuk 
dengan kehidupannya sendiri, 
saat anak-anak telah membangun cintanya sendiri 

sejujurnya aku rindu saat pujar lampu-lampu jakarta 
dan jejalan lautan manusia 
dan kendaraan tiada henti 
aku menggandeng tanganmu 
berjalan menyibak kesibukan dan keruwetannnya, 
lalu mojok di warung tenda, bercerita tentang 
citacita sederhana 
kita memang tak pernah berkata tentang cinta.... 

kamu tahu nggak ? 
Jujur, aku sering memandangimu dari sudut ruang, 
lantas berbicara pelan...... 
Aku mencintaimu, ma...sangat !

"Dina iki, telulikur taun kepungkur,
aku lan sliramu kanthi ikhlas nambut silaning akrami
dedalane dudu karana rupa, bandha utawa pangkat
nangin gur ati
Muga tansah pinaringan raharja, slamet, rahayu nganti kaken ninen,
kaya mimi lan mintuna,
tansah njaga ati siji lan sijine,
amarga yo gur ati iki pawitane"
121298-121221

8/23/21

#76 Banyuwangi | Senja


aku rindu sunyi berdua denganmu
di tataran tertinggi tanpa mengeluh
pada waktu yang terus berjalan
cinta tak butuh pengakuan apa-apa !

______________________ 
menjelang senja, 
cinta ya cinta itu sendiri
ada dan hadir tanpa alasan,
saling memberi, saling menerima
benar-benar apa adanya


8/18/21

#75 Pinggir Kali | Tengah Wengi

: netramu sing ndadari

rasa kangen sakjroning udan
ndelik ana surup sing wis angslup
wengi lagi wae kababar ing langit ireng
nggantung mendung
lintang apadene rembulan tan bisa katon,
riwis sing keprungu
ngebruki ati kangen
anyep, pindha mbun sing wis ora bisa tumeter

nalika aku nyawang netramu
sing ndadari,
tak titipne rasa kangen iki,
suk nek wis titi wancine
bakal tak jaluk bali,
sokur-sokur katutan atimu
sing uga nyimpen tresna kanggoku
nanging ora !

kamangka aku wis tau kandha,
dina iki, aku bali
apa sliramu iku
sing ngawe-ngawe ati lanangku?

sing nggawa sewu kangenku
lumayu turuting mangsa
tanpa tipak, tanpa swara



8/17/21

#74 Taman Pancasila | Hujan Rindu


aku melulu rindu padamu,
saat hujan jatuh akhir Oktober,
—entah berapa puluh tahun yang lalu,

ingatannya jelas terekam
pada jalanan yang tak lagi sepi
kayak dulu, masih lengang terbiasa jalan kaki

barangkali anakku kini tengah mencipta nostalgi 
untuk dikenang puluhan tahun kemudian,
di jalanan ini, sama persis jalanan yang hampir tiap hari kita lalui,

pada jaman yang berbeda,
pada gadis yang lebih cantik, 
meski mungkin ceritanya hampir sama,
cerita anak putih abu-abu
yang tak pernah berubah dari masa ke
masa

#73 Karanganyar | Cinta Semusim


sajak rindu tentang semusim bersama
: jangan dulu jatuh cinta, anakku

rinduku diadu
dengan lelah kepayahan
tertatih jatuh bangun menujumu
apakah rindu yang terlalu itu,
baik buatmu ?
meski tak ada prasangka
sebab setiamu tengah diuji
menulis surat tanda rindu
seperti jaman es-em-a ku dulu berlembar tiada makna
hanya rangkaian kata-kata yang selalu dia suka,
malu-malu lebih tepatnya…
pada jaman yang berbeda,
saat kau tengah meremaja
: menulis sajak itu, perlu anakku…
sebab terkadang, kata-kata hanya bisa
diungkap oleh
sajak tua tentang cinta,
lantas maknanya akan terasa bertahun
setelahnya
rindu kepada entah,
cinta kepada entah, adalah inspirasi terindah
tentang garis masadepan, yang tak sengaja
telah
kau goreskan….
jangan jatuh cinta dulu, anakku
bila cinta itu hanya semusim belaka

8/16/21

#72 Pal Putih | Ing Tugu Jogja


ing Tugu Jogja
rikala semana,
tak umpetne tresnaku
ing pucuking tugu jogja,
aja nganti ana sing weruh
------------
wingi aku ngliwati dalan iki,
sinambi ngawat-awati cuilan
tresna sing wis kepangan mangsa,
aku kaget,
jebul tresnaku isih cumantel
ing pucuk tugu
gegancangan tak jupuk tak emban-emban,
ah, tresna iki isih seger
sanadyan wis kepangan mangsa,
................
wit ringin kurung alun-alun keraton jogja..
ngrumbaka seger sumyah anggambarake katresnan..
sing diantu antu ing pucuking tugu.
nolah noleh karep yen bisa kepethuk
slisipan dalan ra nemu
jodo teko dewe opo diuyak
pada tekade

8/15/21

#70 Tawangmangu | Perempuan Angin

perempuan remaja
berlari kecil bertelanjang dada
menyibak kabut turun dari bukit depan rumahnya
tawanya renyah, senyumnya meruah
perempuan remaja,
rambut sebahu tersenyum manis padaku
memeluk manja
bercerita apa saja, mengalir begitu saja
sesekali terjeda senyum, sesekali bercerita sambil tertawa
perempuan remaja
masih bertelanjang dada
tak kan habis waktu bercengkerama
tak kan terasa waktu tergerus begitu lama

perempuan remaja,
mengajakku menuruni jalanan berbatu
duduk diantara rumput basah
memandang pucuk-pucuk bebukitan
berbaris dari tenggara menuju utara

perempuan remaja
masih bertelanjang dada
duduk disampingku
dekat sangat dekat

#68 Tawangmangu | Bulan di Pringgosari

bulan keemasan
menyembul dari balik bukit depan rumahmu,
kita duduk di pelataran
beberapa bocah kecil ceria bermain petak umpet,
angin lawu menusuk tulang pesisirku, 
menggelugutkan sendi-sendiku,

kita semakin merapat, tangan saling memikat
erat
kau tahu,
bulan selalu nampak cantik terlihat dari
pojokan rumahmu,
mencipta nostalgi dari masa yang satu menuju masa yang lain,
terlebih,
tawamu renyah disela ceritamu,
dan aku selalu setia 

berlama disetiap jengkal tuturmu…





#67 Banyubiru | Nggrantes

ngumpet dibawah ketiakmu, 
kubenamkan semua resahku 

pada juntaian lembut napasmu 
tanganmu membaruti ubun-ubunku, 
menciuminya hingga lelapku pada dekapmu 

aku resah, 
lebih dari sebuah risau yang berkepanjangan 
lalu kau menepis dengan usap 
dan kecup cinta 

dan genggaman jemarimu
masih sama seperti saat pertama 
kumengenalmu
 
maafkan aku, 
yang terus-terusan membenamkan 
semua masalah itu padamu !




#66 Muncar | Nyadran

Nyadran, sore menjelang manghrib
 
Mencari nisanmu yang terkubur 
jasad jasad baru tanpa nama 
Tergolek sepi diantara bebatuan, 

lelaki muda samar berbayang menyapa 
menyambutku, membungkuk dan mencium tanganku. 
Ah, sudah besar engkau... 

kuelus rambut ikal panjangnya
tersenyum manis kau menyapa

Tak ada perbincangan setelahnya, 
Hanya tetes air mata 
dan tatapan sepi pada sudut mataku,

lelaki muda memeluk
sekejap hilang dalam dekap cinta

























 
 
___________________
ketika rindu benar-benar rindu
saat hati patah sepatahnya,
ketika cintaku cinta sepenuh cinta,
bagi yang ada atau yang telah tiada