bulan keemasan
menyembul dari balik bukit depan rumahmu,
kita duduk di pelataran
beberapa bocah kecil ceria bermain petak umpet,
angin lawu menusuk tulang pesisirku,
menggelugutkan sendi-sendiku,
kita semakin merapat, tangan saling memikat
erat
kau tahu,
bulan selalu nampak cantik terlihat dari
pojokan rumahmu,
mencipta nostalgi dari masa yang satu menuju masa yang lain,
terlebih,
tawamu renyah disela ceritamu,
dan aku selalu setia