sajak rindu tentang
semusim bersama: jangan dulu jatuh cinta, anakku
rinduku diadu
dengan lelah kepayahan
tertatih jatuh bangun menujumu
apakah rindu yang terlalu itu,
baik buatmu ?
meski tak ada prasangka
sebab setiamu tengah diuji
menulis surat tanda rindu
seperti jaman es-em-a ku dulu berlembar tiada makna
hanya rangkaian kata-kata yang selalu dia suka,
malu-malu lebih tepatnya…
pada jaman yang berbeda,
saat kau tengah meremaja
: menulis sajak itu, perlu anakku…
sebab terkadang, kata-kata hanya bisa
diungkap oleh
sajak tua tentang cinta,
lantas maknanya akan terasa bertahun
setelahnya
rindu kepada entah,
cinta kepada entah, adalah inspirasi terindah
tentang garis masadepan, yang tak sengaja
telah
kau goreskan….
jangan jatuh cinta dulu, anakku
bila cinta itu
hanya semusim belaka