sajak berserakan jatuh di rerumputan,
aksaranya jumpalitan
bergegas kau ambil satu-satu,
menyusunnya menjadi bait-bait mati,
——–kau seka tetes keringat di dahi,
: nyerah !
kupunguti, kueja aksara-demi aksaranya, kususun semampuku,
jadilah, begitu seruku mengagetkanmu
“hey,
apakah itu untukku?”, serumu….
lantas kau baca perlahan saja
kau tertunduk,
mungkin kesal dengan bait sajakku….
: apa peduliku !