kau tarik tanganku menuju dadamu,
menggemuruh gelombang rasa,
matikan logika,
aku dan kau
dalam napas memburu
lupa aku lupa kamu, lupa siapa !
rembulan tersipu, lelangit melengos malu,
ragu kugenggami dadamu,
namun liar tubuhmu bergetar,
pasrah bening matamu,
dan aku menjadi tak peduli kepada angin yang berbisik,
pada waktu yang berjalan, pada diriku !
bila rasa menyatu dalam raga,
dan cinta mengembara entah kemana,
lantas apa yang kita gelari
dalam pertarungan ini?